KecilBumi

Thursday, October 26, 2006

Maaf Listing

Mau minta maaf kalo ada yang namanya ke list di blog ini dan belum sempat minta permisi. Blognya menarik jadi bisa banyak belajar. Nanti saya pasti berkunjung kalau blog ini sudah siap benar. Maaf dan terima kasih.


Tuesday, October 24, 2006

Sekolah Itu

Saya punya hutang besar pada IKJ. Sekolah yang memberi saya haluan baru setelah tiga tahun belajar Sastra Perancis di UI. Sekolah yang memperkenalkan saya pada ilmu sinematografi. Sekolah yang mempertemukan saya dengan dosen nyentrik yang lalu menjadi mentor dan guru saya di bidang iklan, bidang yang sekarang saya geluti dengan sepenuh hati dan menjadi bagian hidup dan nafas saya.

Pada saat lulus dari sekolah itu pada tahun 1996, Dekan saya sempat melontarkan kalimat yang bikin saya takut; Kapan kembali lagi ke IKJ? Mungkin maksudnya kapan saya akan kembali ke IKJ dan mengajar?


Saat itu sambil masih menjabat tangannya, saya hanya bisa menjawab dengan tidak yakin; Pasti pak, kalau sudah cukup ilmunya.


Demi Tuhan, sampai sekarang saya masih takut.

Sembarang mangkuk sudah saya coba teguk dengan selahap-lahapnya. Seperti tokoh fiksi dalam tulisan Francois Rabelais, Gargantua, yang bahkan pada tangis pertamanya mengucap A Boire! A Boire! A Boire!


Tapi saya tetap tidak merasa cukup. Saya masih takut. Dan hutang saya pun makin jauh jaraknya dari lunas.

Iedul Fitri 1427 H

Saturday, October 21, 2006

Stiker Mobil


Tadi sempat ngintip blog Mister G, salah satu Mpu iklan Indonesia (mohon permisi, Mas). Betapa sederhananya dia melihat elemen-elemen yang ditemui sepanjang perjalanan menuju kantor di tengah kemacetan. Kumpulan elemen-elemen itu lalu menjadi sebuah ide baru yang berkaitan karena sifat dasar 'mewakili' yang dimiliki masing-masing elemen.


Observasi, mencari sifat dasar, mendapatkan penghubung atau pengait, lalu menuangkannya dalam satu ide. Saya jadi tiba-tiba malu. Stiker yang menempel di mobil-mobil yang terkena macet saja bisa jadi 'wakil' komunitas metropolitan yang ditelanjanginya dengan begitu sederhana.


Sementara saya masih harus membolak-balik wallpaper* dan sibuk mendownload iklan-iklan dari luar untuk mendapatkan ide dan inspirasi untuk sebuah iklan.

Poligon Cinta

Aku cinta padamu. Aku cinta padanya. Aku cinta pada dunia malam yang gemerlap dan juga gelap. Aku cinta sms. Aku cinta Ibuku. Aku cinta musuhku. Aku cinta geliat pelacur segenap kota. Aku cinta deritanya wanita panggilan, di manca negara. Aku cinta café dengan ‘aged sumatra mandailing’ yang kental dan tidak asam. Aku cinta bunga mawar peach. Aku cinta tulip Belanda. Aku cinta bumi. Aku cinta seks. Aku cinta anakku. Aku cinta ganja cina. Aku cinta rokok. Aku cinta anak-anak yang bermain dan tinggal di tumpukan sampah. Aku cinta gelandangan malam dan juga siang. Aku cinta kerjaku. Aku cinta iklan. Aku cinta film. Aku cinta bule. Aku cinta Indo. Aku cinta negeriku. Aku cinta perempuan. Aku cinta tante muda. Aku cinta laki laki. Aku cinta padaku.

Satu saja jantung-hatiku. Sekepal kecil. Ruang di dalamnya membentuk semesta. Bertaut berjuta milyar sisi membentuk satu poligon.

Bolehkah kutempatkan satu cinta di setiap sisinya hingga cukup ruang untuk semua?

Selasa, 5 maret 2002


Kilas balik catatan harian empat tahun silam di atas saya pilih untuk mengawali KecilBumi. Saya akhirnya memberanikan diri membuat blog sendiri setelah mengunjungi CreativeCriminal dan Iman Brotoseno dan banyak lagi blog-blog menarik lainnya.

Saya ingin bisa menulis. Mungkin dengan KecilBumi saya bisa mulai belajar. Mungkin Tuhan di atas sana mau membiarkan saya meminjam abjad-Nya untuk sekedar dirangkai menjadi ungkapan rasa dan imaji yang mengisi ruang semesta jantung-hati.