1-10
ar-rahman ar-rahim ketiganya serta
itulah isim Allah Tuhan kita
diucap Islam sekalian rata
al-hamdulillah puji insani
diturunkan Allah Malik ar-Rabbani
berkat Muhammad Sayid ar-Ruhani
inilah makam mukmin nurani
ayoai segala muda berhati
mengapakan tuan melupakan mati
malik al-maut hadir menanti
mengambil nyawa berganti-ganti
ingat-ingat awang dan dayang
hidup kita nin umpama wayang
sementara nyawa belumlah melayang
perbuatan ibadah malam dan siang
dunia ini tempat kita berhenti
janganlah taksir berbuat bakti
disuruhkan Tuhan Rabbi al-Izzati
sementara hidup belumlah mati
akan harta jangan kau sebal
akhirnya kelak hatimu menyesal
bicaramu kelam hilanglah akal
tiadalah terjenang kepada ajal
harta dicari sedikit sampai
sekedar cukup makan dan pakai
bicara yang jahat jangan dicapai
di dalam kubur tak rapai-rapai
sungguhpun harta terlalu mulia
tatkala mati tinggallah dia
amal ibadat yang teguh setia
barang ke mana sertalah dia
inilah kisah suatu syair
dikarang seorang khatib yang fakir
bukanlah hamba berbuat sindir
nyatalah Allah yang empunya takdir
dengarkan tuan ikat-ikatan
dikarang oleh Khatib Lukman
tempat menaruh peringatan
supaya ada akan jadi zaman
Labels: Transkripsi Syair Kerajaan Bima