KecilBumi

Tuesday, January 02, 2007

Ia Harus Kembali

Monca berdiri di pingiran tebing. Mone masih tidak mau melepas tangan gadis itu sampai akhirnya Monca mendorongnya berjalan ke arah pelabuhan.

Mone berbalik melihat ke samping Monca. Menunjuk dengan dagunya, "Mereka tidak akan berubah menjadi batu juga kan?"

Monca gemas mendorongnya makin menjauh dari anak-anak yang dari tadi berdiri berjejer memperhatikan mereka berdua.... "coba aja nggak kembali ke sini..."

Mone tertawa lepas. Ia mencium cepat bibir Monca sambil mengalihkan perhatian dari anak-anak itu. "mungkin harus dicoba. Aku masih belum yakin dengan legenda itu..."

Kini giliran Monca yang terbahak-bahak. Ia memberi tanda pada kumpulan anak-anak itu. Mereka lalu berhamburan mendorong Mone menjauh dari Monca dengan suara riuh. Menggiring Mone menuju pelabuhan. Tangannya masih bergerak berpura-pura menggapai udara mencari tangan Monca.

Dari kejauhan tampak Mone melempar ranselnya ke atas kapal yang sudah mulai bergerak menajuhi pelabuhan.

Anak-anak berlarian ke atas tebing. Monca berdiri di ujung memandangi kapal yang makin mengecil di cakrawala. Wajahnya merona bahagia. Tapi air mata mengalir pelan dari sudut matanya. Saat anak-anak sampai dihapusnya cepat air mata itu.

Ia meraih mereka semua seperti hendak memberi kekuatan. Sambil tersenyum ia masih memandangi cakrawala. "Ia pasti kembali.... Ia pasti kembali..."

Ia masih saja berdiri bersama anak-anak yang mulai kedinginan karena angin malam. Ia menatapi wajah mereka. "Ia harus kembali."


Selasa, 26 Desember 2006

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home