Mata Teduh
Banyak hari lewat. Banyak hujan juga lewat. Aku berhenti lagi. Mata itu. Ini bukan khayangan. Di bumi aku berpijak kaki. Malaikat turun. Itu yang kusangka. Mata itu masih sama teduhnya.
Kenapakah muncul dia dekat lahirku? Atau ajalku sudah demikian dekatnya?
Senin, 18 Desember 2006
Labels: Monca
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home